Thursday, December 18, 2008

Jadikanlah Bumi Pertiwi Ini Bangga

Jadikanlah Bumi Pertiwi Ini Bangga
20 hari di bulan Oktober sudah kita jalani, bulan November dan Desember di tahun ini akan segera datang. Bagi para aktivis politik kampus Universitas Negeri Malang, tiga bulan ini merupakan bulan-bulan keramat. Kenapa saya katakan demikian? Karena pada bulan-bulan ini, iklim politik semakin memanas bak kentang goreng. seiring dengan semakin dekatnya hari H yang ditunggu-tunggu yaitu hari pelaksanaan Pemilu Raya.
Banyak sekali kegiatan yang dilaksanakan untuk menyambut pemilu raya, mulai dari rapat-rapat pembentukan tim sukses, persiapan kampanye, kampanye itu sendiri baik yang terselubung maupun terang-terangan, legal ataupun ilegal, dan berbagai kegiatan lain yang menambah semarak pemilu raya setiap tahunnya. Kegiatan-kegiatan ini biasanya dilakukan secara kolektif dan terorganisir di berbagai forum oleh kelompok-kelompok tertentu yang mempunyai satu tujuan yaitu agar calon yang diusung dapat duduk suatu jabatan tertentu, baik itu ketua himpunan mahasiswa jurusan, ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas (BEMFA), maupun Presiden Mahasiswa (Presma). Bagaimanapun kegiatan-kegiatan tadi merupakan sebuah bentuk apresiasi yang tinggi pada sebuah gawe politik terbesar di arena kampus, pemilu raya, dimana pada acara inilah seluruh mahasiswa di kampus UM tercinta akan memilih para pemimpinnya yang akan menjadi penentu kebijakan Organisasi Pemerintahan Mahasiswa selama kurun waktu satu tahun mendatang.
Ketua Organisasi Pemerintahan Mahasiswa baik yang berada dalam tataran jurusan, fakultas, maupun universitas memiliki posisi strategis sebagai penentu berbagai kebijakan organisasi pemerintahan mahasiswa yang merupakan wadah pendidikan dan pengembangan politik di kampus.
Selayaknya organisasi politik mahasiswa, maka OPM memiliki kesempatan yang luas untuk menjadi wadah pencetak agents of change, yang diharapkan berperanan penting bagi kemajuan bangsa, berperan aktif dalam berbagai kegiatan berhubungan dengan masyarkat kampus, maupun masyarakat luas, dan sebagai sekumpulan manusia cendekia, OPM dapat menjadi wahana lahirnya aspirasi dan solusi atas berbagai peristiwa yang terjadi di sekitar kita. Berdasarkan paparan di atas, tampak bahwa ketua OPM dalam sekup mana pun memiliki peranan langsung terhadap perubahan menuju kemajuan kampus dan juga bangsa secara umum. Hal inilah yang mendasari sikap kita menjadi lebih kritis dalam memilih calon ketua OPM, agar perubahan dan kemajuan itu benar-benar terwujud, Sekarang dan Selamanya!
Selayaknya pemilihan umum di Indonesia, pemilu raya di kampus UM juga tidak terlepas dari adanya berbagai kepentingan-kepentingan, baik yang bersifat pribadi maupun golongan. Sudah menjadi rahasia umum, bahwa sejak berlakunya peraturan pemerintah tentang organisasi mahasiswa ekstra, maka berbagai organisasi mahasiswa ekstra kampus tidak boleh menjalankan aktivitasnya di kampus, tapi pada kenyataannya sebagian besar pengurus OPM di UM saat ini adalah para mahasiswa yang juga menjadi aktivis OMEK. Hal ini sah-sah saja, selama dasar penempatan mereka pada OPM adalah profesionalitas personal bukan azas golongan yang sesuai atau sama, atau permainan deal politik antar OMEK mengenai jumlah pengurus dalam suatu organisasi, atau berbagai cara lain yang pada akhirnya melahirkan tirani pada golongan-golongan minoritas, yaitu mereka yang kompeten tetapi tidak tergabung dalam OMEK tertentu atau kader OMEK tertentu yang jumlahnya minoritas. Kalau seandainya kita mau jujur dan mendengar kembali nurani kita, maka kita akan menyadari bahwa selama ini permainan politik di kampus kita belumlah berdasarkan azas profesionalitas, masih terlalu banyak kepentingan di dalamnya. Idealisme mahasiswa yang terbangun belum mengarah pada kemajuan bangsa secara luas, tapi masih berkutat pada egoisme-egoisme golongan yang melahirkan sikap-sikap anarkis, bahkan terhadap saudara sesama mahasiswa sendiri, sehingga tercipta iklim persaingan tidak sehat antar omek sendiri maupun para aktivis.
Sebagai mahasiswa seharusnya kita sudah mampu menjadi orang yang berpikir terbuka, objektif, sehat, dan rasional sehingga kita dapat memikirkan dan mengatasi segala permasalahan yang timbul secara proporsional. Mahasiswa seharusnya tidak berkutat pada permasalahan golongan saja, kita harus mampu berpikir secara global dan bertindak secara lokal, sehingga cakarawala pemikiran kita akan luas dan lebih banyak hal yang dapat kita lakukan.
Pemilu di tataran fakultas maupun universtas hanyalah salah satu ajang untuk kita sebagai mahasiswa, belajar tentang demokrasi, oleh karena itu kita harus melakukannya secara profesional sesuai dengan kaidah-kaidah yang benar dan rasional tentunya. Pemilu di dunia mahasiswa seharusnya bisa menjadi contoh bagi pelaksanaan pemilu di negara ini. Mengapa demikian? Karena mahasiswa adalah orang-orang cendekia yang penuh dengan idealisme dan rasionalisasi yang tidak dimiliki oleh semua rakyat biasa yang ada di negara ini. Mahasiswa memiliki pengetahuan, kemampuan menelaah dan menganalisis suatu permasalahan dengan lebih baik, karena itulah pemilihan umum di tataran mahasiswa baik di fakultas maupun universitas seharusnya berjalan dengan lebih baik dan dapat menjadi prototype pemilu di negara ini.
Kepentingan-kepentingan golongan akan selalu ada, permainan politik pasti perlu dilakukan, tapi semua itu harus dilakukan dengan cara yang benar. Kemenangan bagi pihak mana pun haruslah diperoleh dengan cara-cara yang adil, saya menyebutnya “kemenangan yang diperoleh tanpa menginjak pundak orang lain”. Kemenangan ini tidak hanya membawa kebaikan untuk golongan tertentu saja, tetapi juga semua orang (semua rakyat yang ada di wilayah pemilu).
Pada akhirnya, kita sebagai mahasiswa seharusnya menyadari bahwa, negara ini sudah demikian amburadul. Negara ini perlu prototype-prototype baru yang dapat mengatasi keamburadulan bangsa ini. Sebagai mahasiswa yang sering mengaku sebagai “Agent of Change” seharusnya kita dapat memberikan prototype-prototype tersebut. Sudah bukan zamannya lagi kita hanya berkutat pada kepentingan pribadi dan golongan. Kemenangan untuk sebuah perubahan demi kemajuan hanya dapat diperoleh bersama-sama tanpa melukai siapa pun. Karena itulah Pemilu di Universitas Negeri Malang tahun ini harus menjadi pemilu yang baik, adil, rasional, dan membawa kemenangan bagi semua, sehingga bumi pertiwi ini akan bangga pada kita. Semoga!
Ditulis pada tanggal bulan Oktober, lupa tanggal persisnya!

No comments: