Monday, January 19, 2009

Aku tidak akan berhenti!

Aku tidak akan berhenti!
Hidup ini memang penuh warna, ada bermacam-macam karakter, sifat, morfologi luar, anatomi, yah macem-macem deh. Karena itu juga pendapat orang tentang suatu permasalahan yang sama, bisa macem-macem juga, contohnya adalah pendapat keempat sohibku, teman baik buanget yang udah kaya saudara ketika di kuliahan ni, siapa lagi kalo bukan Chandra, Iqbal, Dayat, dan Siska, No one support me to get master degree. And u know what their reasons? Kira-kira kaya gini pendapat mereka Pratiwi, cowok itu biasanya takut ngedeketin cewek yang gelarnya tinggi2, cewek itu sebaiknya gak menikah terlalu tua, dsb. Oh My God!
Apa yang salah sih dengan cewek yang mempunyai gelar pendidikan lebih tinggi? Apakah semua itu bisa mengukur tingkat kualitas keimanan dan keilmuan seseorang? Apakah itu adalah standar mutlak untuk menilai seseorang? Apakah itu suatu kesalahan kalau kita ingin belajar dan menjadikan tingkat pendidikan yang tinggi itu sebagai media? Apakah salah jika seseorang ingin tidak hanya menjadi ibu rumah tangga yang baik tapi juga wanita karir yang baik? Apakah salah jika cewek itu punya impian yang tinggi tentang keilmuan? Bukankah menuntut ilmu itu wajib bagi laki-laki dan perempuan? Bukankah perintahnya sudah jelas?
Buat saya ini bukan sekedar perkara eksistensi, bukan pula sekedar ego pribadi, bukan masalah hebat-hebatan, bukan pula sekedar GILA gelar. Karena ini adalah masalah idealisme yang tersimpan dalam diri, pemikiran-pemikiran yang ingin terus hidup dan dikembangkan di ranah yang seharusnya, agar tidak mati. Lalu kenapa? Islam tidak pernah mengkebiri potensi siapa pun? Istri Nabi Khodijah juga seorang pedagang yang sukses yang kemudian menyedekahkan hartanya untuk perjuangan Islam, lalu apa ada yang salah jika seorang wanita ingin menjadi ibu rumah tangga saja, atau ibu rumah tangga sekaligus ilmuwan, dosen, perawat, dokter, dsb. Menurut saya setiap orang punya pilihan yang tidak harus selalu sama antara satu dengan lainnya. Jadi, apa pun pilihan yang kita ambil selama itu benar dan kita kerjakan dengan penuh tanggungjawab. That’s fine!
Lalu kenapa muncul anggapan bahwa kaum adam akan takut untuk mendekati seorang wanita dengan gelar pendidikan, pangkat, atau pun jabatan lebih tinggi? Seharusnya itu menjadi tantangan bagi setiap orang, jika memang mereka menganggap gelar dan tetek bengeknya merupakan salah satu standar yang digunakan untuk menilai kualitas pasangan, itu jadi motivasi dong, karena apa? Menghendaki pasangan-pasangan kita ada dalam satu khufu, pria yang baik untuk wanita yang baik, demikian juga sebaliknya. So dengan kata lain, orang yang berkualitas baik dari segi iman maupun intelektualnya adalah untuk orang yang berkualitas juga, demikian juga sebaliknya. Masalah adanya kekurangan dan perbedaan antara satu sama lain itu adalah salah satu bentuk sarana untuk saling melengkapi, kata orang Jawa “Tumbu ketemu tutup”, yang jelas perbedaan dan kekurangan ini pasti gak jauh-jauh dari kata se-khufu. Tau gak kenapa kok kaya gini? Karena Allah Maha Mengetahui bahwa manusia adalah makhluk yang dicipta paling sempurna dengan berbagai jenis yang banyak sekali, mereka tidak dapat hidup sendiri, mereka butuh teman untuk saling melengkapi. So, Let’s Show our Quality!

No comments: